Selasa, 13 Oktober 2009

PORTFOLIO

Blog ini dibuat oleh Tri Natalie Read, mahasiswi London School of Public Relations Jakarta kelas MKT11-2c untuk memenuhi tugas untuk subject Development of Communication Technology

Curriculum Vitae

Natalie
021 94199618


Personal information

• Name : Natalie Read
• Address : purimutiara 1 no 29 jak sel
• Date of birth : 24 october 1988
• Height / Weight : 167 cm / 50 kg
• Skin : white
• Gender : female
• Religion : moslem
• Marital status : single

Formal education

• Collage : London school (2007)
• Senior high school : SMU islam Al-azhar pusat (2004-2007)
• Junior high school : SMP islam Al-azhar pusat (2001-2004)
• Elementary school : SD islam Al-azhar pusat (1994-2001)

Informal education

• Modeling school : john casablancas (2001)
• Ice skating : taman anggrek (1998-2003)

Language skill

• Bahasa Indonesia
• Inggris










Working experience

MC
• Mercedez Benz Taman Anggrek Mall 2006
• Spider Man 3 Taman Anggrek Mall 2007
• Bob the builder PIM 2 2007
• Sponge Bob senayan City 2007
• Opening of Belezza House of Belezza 2007
• Resto Biliton Bistro Grand opening Plaza Senayan 2007
• Flod fly and win Taman anggrek mall 2007
• Power Puff Girls Supermall karawaci 2007
• Batman Supermall Karawaci 2008
• Esia JW marriot hotel 2008
• Xl JW marriot hotel 2008
• High end bazaar Grand Indonesia 2009
• Kids strawberry short cake Grand Indonesia 2009
• Performing afgan nista Emporium pluit 2009
• Bazzar Grand Indonesia 2009
• Grand Opening Grand Indonesia Grand Indonesia 2009
Shopping town and Hotel
Allure batik Grand Indonesia 2009

• Usher Baker Huges JHCC 2007
• Usher golf tournament PIK 2008
• SPG Icon+ JHCC 2009

• Commercial Ad for permen Lotte and Ceramic monalisa tiles.
• Sinetron culunnya pacar ku ( Rapi Film ) 2006
• Jodoh monica 2006
• Sinetron ku t’lah jatuh cinta ( Rapi Film ) 2006
• Sinetron cemburu buta ( Soraya Film ) 2007
• Sinetron sekali pukul 3 cewek ( Soraya Film ) 2007
• Inikah rasanya cinta ( Rapi Film ) 2007
• Video klip Raden 2009
• Video klip Geisha 2009

Short Video, Organizational Communication



Pada mata kuliah Organizational Communication, kami mendapat tugas untuk membuat video singkat yang berdurasi sekitar 5 menit untuk menjelaskan suatu chapter. Saya beserta kelompok mendapat tema Horizontal, Vertical serta Cross-Channel Communication. Arti dari istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :

- Horizontal communication : komunikasi yang terjadi pada 2 orang atau lebih dengan jabatan yang sama
- Vertical communication : komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan, atau sebaliknya
- Cross-channel communication : komunikasi yang terjadi antar departemen dalam suatu organisasi

Kisah Sukses Di Balik Bakmi Japos



Dalam mata kuliah Entrepreneurship Project, saya diminta untuk menuliskan kisah sukses seorang Entrepreneur yang memulai bisnisnya dari nol. Di mana dari kisah tersebut, ada pelajaran berharga yang dapat kita petik untuk kemudia dapat kita jadikan pelajaran berharga di kemudian hari

Kami memilih profil pemilik Bakmi Japos, Hengky Tjoa karena menurut kami Bapak Hengky memiliki sifat pantang menyerah. Walaupun sudah beberapa kali mengalami kegagalan, beliau tetap berusaha dengan kembali memulai usahanya dari nol. Kami merasa bahwa zaman sekarang kami sangat membutuhkan sifat-sifat tersebut untuk dapat bertahan di dunia bisnis yang kejam ini.
Hengky Tjoa telah menjadi tulang punggung keluarga sejak usia remaja. Untuk mencari uang, beliau juga rela melakukan apa saja yang penting halal. Namun beliau nampaknya kurang beruntung karena selalu bangkrut. Namun karena sifat pantang menyerahnya, Ia tak pernah berhenti untuk berusaha. Karena itu, lelaki yang gemar memasak ini menjual apa yang bisa dijual untuk dijadikan sebagai modal untuk berjualan mi. Iapun bersedia untuk belajar cara membuat mie sekitar satu setengah tahun. Ternyata, bakminya laris dan bisnis mi nya mulai berkembang sampai akhirnya Hengky pun sukses seperti sekarang.


Salah satu cabang dari Bakmi Japos


Dari kisah Hengky Tjoa tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Hengky memiliki sifat pantang menyerah, ulet, tidak takut gagal, bersedia belajar dari nol serta sabar. Sifat-sifat inilah yang membuat Hengky yang tadinya tidak mempunyai apa-apa bisa merasakan kesuksesan seperti sekarang dan kita hendaknya bisa belajar dari pengalaman hidup Hengky, bahwa kesuksesan tidaklah diraih hanya dalam waktu semalam saja karena itu tergantung dari usaha kita dan sifat yang kita miliki

Pillars of LSPR



RESPONSIBLE
Dalam bertanggung jawab, diperlukan juga sifat – sifat yang dalam melengkapi tanggung jawab tersebut, yaitu :
o Accountable : selalu ada penjelasan dan alasan atas apa yang telah dibuat.
o Performance : penampilan kita menunjukkan sisi pertanggungjawaban kita
o One’s behavior / obligation : sesutau yang harus kita lakukan karena memang menjadi kewajiban kita.
o Decision (ethical/moral) : dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.

Areas of responsibilities:
o To self : bertanggung jawab kepada diri kita menyangkut masa depan, kesehatan, dan pendidikan.
o To family : menuruti konsul- konsul dari orangtua,lebih pada isi dan tujuannya.
o To community : bertanggungjawab pada kegiatan sosial, dan lingkungan

DESIRE
Desire adalah kemampuan untuk mengatur segala fakta dan kegiatan dalam situasi tertentu.

The disipline of focus :
Sebagai individu, harus dapat membuat fokus pada diri sendiri. Harus fokus terhadap kualitas kita.

Disipline involves :
o Physical : disipline terhadap kesehatan, olahraga, kebiasaan tidur, dan mengatur keuangan sendiri.
o Mental : disipline terhadap kebiasaan belajar, mengatur waktu, dan fokus.
o Self – disipline : displine terhadap hobi, kegiatan hidup bersosialisasi dan rekreasi
o Financial : mengatur antara butuh dan mau,dan budget pribadi kita

PERSEVERANCE
Perseverance itu maksudnya gigih. Dalam arti,kita harus tetap lanjut dan berusaha dalam waktu yang susah sekalipun. Di dalam kamus, perseverance diartikan : the ability to sustain willingness. Dan maksudnya juga kita tidak boleh menyerah dalam keadaan apapun karena segala sesuatu, pasti ada jalan keluarnya.

SELF – CONFIDENCE
Artinya punya kepercayaan pada kemampuan diri sendiri, tidak ada ketakutan yang menimpa. Dan juga, tidak menjatuhkan kepercayaan pada orang lain. Dan yang paling penting adalah bean untuk menghadapi resiko yang sangat memalukan.
Self – confidence juga dituntut untuk menggali kekuatan yang ada pada diri kita. Dari itu, kita harus saling tau akan kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kita masing – masing. Dan kegagalan yang terjadi adalah untuk keberhasilan yang akan datang. Kegagalan yang terjadi pada diri kita adalah untuk mencapai kepercayaan diri dan membuat kita berhasil.
Kita harus percaya pada diri sendiri. Jadi ketika ada kritikan yang membuat kita lemah, kita acuhkan saja selama kritikan itu tidka benar. Dan apabila itu benar, kita coba untuk terapkan pada diri masing – masing.

INDEPENDENT
Artinya, the quality and ability to stand alone. Kita disini berdiri sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain. Dalam segala situasi, diusahakan untuk tidak berganutng pada orang selama masih bisa dikerjakan sendiri.

Situ Gintung Berduka



Situ Gintung adalah danau kecil buatan yang terletak Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya kota Jakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi, dimanfaatkan sebagai tempat wisata taman.
Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, dibuat antara tahun 1932-1933 dengan luas awal 31 ha. Kapasitas penyimpanannya mencapai 2,1 juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah Aliran Ci Sadane merupakan salah satu sungai utama Propinsi Banten dan Jawa Barat sumber berasal dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango di (Kabupaten Bogor, sebelah selatan Kabupaten Tangerang) yang mengalir ke Laut Jawa panjang sungai ini sekitar 80 km dan bendungan aliran Kali Pesanggrahan. Di tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih 1,5 ha yang bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada sekitarnya. Semenjak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepi Situ Gintung dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan.

Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00. Namun demikian, tidak ada tindakan lanjut pengamanan hingga terjadi kebobolan tanggul selebar 30 m dengan ketinggian 6 m pada sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 juta meter kubik air melalui melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul.
Korban meninggal sedikitnya 100 orang dan masih banyak korban yang dilaporkan masih hilang, ratusan rumah warga hanyut, dan ribuan rumah lainnya di kawasan Ciputat dan Bintaro tergenang banjir.. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla mengunjungi tempat bencana pada siang hari dan berjanji akan secepat mungkin melakukan renovasi. Bencana ini juga membuat Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, memerintahkan pemeriksaan ulang semua bangunan pengatur air di wilayah DKI Jakarta.
Kita semua patut mengucapkan duka sedalam-dalamnya kepada seluruh warga yang menjadi korban dalam peristiwa itu. tetapi persoalan ini harus dikembalikan kepada proporsi yang sebenarnya dimana kejadian ini dipicu oleh kelalaian manusia. Yang disebabkan oleh lemahnya pengawasan dan pemantauan terhadap perkembangan kondisi waduk dan kemampuan daya tampung air di dalamnya. Selian itu hal ini juga disebabkan oleh manajemen tata ruang perkotaan yang masih sangat lemah sehingga mengabaikan aspek-aspek lingkungan dan daya fungsi ruang.

Tim SAR saat mengevakuasi korban

Jika kita melihat ke belakang, Waduk Situ Gitung itu dibangun pada zaman colonial Belanda pada tahun 1930, yang usianya saat ini kurang lebih sudah 76 tahun. Melihat usianya yang sudah hampir satu abad, konstruksi waduk Situ Gintung tentu sudah mengalami penyusutan. Kekuatan waduk untuk menahan air tidaklah sekuat pada saat awal waduk itu dibangun. Untuk itulah perlunya keseriusan pemerintah khususnya pemerintah Daerah Ibu Kota DKI Jakarta dalam melakukan pengawasan terhadap berbagai perkembangan dan kondisi waduk secara rutin demi menjaga dan menghindari berbagai kemungkinan terburuk yang timbul.
Pada saat pembangunan waduk tersebut, mungkin pemerintah Kolonial Belanda tidak membayangkan bahwa aka nada pertambahan jumlah penduduk yang begitu pesa di Jakarta sehingga areal kawasan sekitar waduk yang semua ruang hijau kini sudah berubah menjadi dipenuhi bangunan beton sehingga tidak mampu lagi menahan air curah hujan. Kebijakan rencana tata ruang yang salah oleh pemerintah ibu kota ini yang kemudian menjadi pemicu terjadinya volume air berlebih di dalam waduk situ gintung sampai melebihi kapasitas kemampuan daya tampung waduk. Sehingga beban debit air semakin berat dan menghancurkan bangunan waduk yang produk pemerintah Belanda itu.
Menjamurnya bangunan di sekitar areal waduk membuktikan bahwa pemerintah telah salah dalam menetapkan rencanan tata ruang wilayah sehingga mengabaikan fungsi lahan. Akibatnya waduk situ gintung menjadi ambruk oleh hempasan air. Ini merupakan bentuk kelalaian yang serius dari pemerintah daerah. Karena telah memanfaatkan lahan tidak sesuai dengan peruntukanya sehingga menyebabkan terjadiya konsentrasi air dalam jumlah banyak karena minimnya lahan yang dapat menjadi alternatife penyerapan air curah hujan pada saat musih penghujan. Untuk itu peristiwa situ gintung ini lebih tepat jika disebut dengan sebutan bencana yang dipicu oleh kelalaian pemerintah.

Sutopo Purwo, ahli perairan BPPT, menyatakan analisis pihaknya terhadap Situ Gintung menunjukkan kondisi tempat pelimpasan banjir dari situ adalah titik lemah dari jebolnya tanggul. Dokumentasi yang dilakukan BPPT pada Desember 2008 menunjukkan sebelumnya telah terjadi semacam erosi buluh. Menurut Sutopo, di dunia ini hampir 30 persen penyebab jebolnya bendungan-bendungan besar adalah erosi buluh. Namun, proses ini berlangsung tak hanya dalam waktu sekejap, tapi tahunan sehingga bisa dicegah. Munculnya mata air-mata air baru merupakan tanda adanya erosi buluh.
Pitoyo Subandrio, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, mengatakan, jebolnya tanggul akibat bencana alam. Yakni turunnya curah hujan selama sekitar lima jam membuat permukaan air naik secara signifikan yang tidak mampu ditahan pelimpah atau spillway. "Karena terjadi limpasan, spillway tak mampu lagi menahan karena hanya didisain untuk kapasitas tertentu," kata Pitoyo.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Iwan Nursyirwan, menanggapi berbagai pertanyaan media massa terkait Musibah Situ Gintung. Dikatakan Iwan, bahwa danau dan situ yang berada di Jabodetabek berada dalam kondisi terkendali, hal ini diyakinkannya karena Ditjen SDA kerap melaksanakan inspeksi sesuai prosedur, yang terakhir dilakukan melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane pada bulan Juli 2008, bahkan sebenarnya telah dibangun jogging track sebagai pembatas agar tidak ada okupasi terhadap tanggul. Hal ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) PU No 72 Tahun 1997, agar inspeksi harus dilakukan minimal satu kali dalam setahun terhadap situ, waduk, dan bendungan yang tergolong kecil. Sehingga jebolnya tanggul Situ Gintung disebabkan volume air yang terlalu besar karena surah hujan yang ekstrem.

Secara struktur, walaupun sudah tua, Situ Gintung masih berada dalam kondisi baik, dalam arti masih kuat menampung air hingga batas maksimal. Musibah Situ Gintung merupakan pengalaman bagi semua pihak untuk mengantisipasi dan mengawasi lingkungan sekitar bila terdapat kejadian hujan dengan intensitas tinggi dan sangat deras, yang terjadi selama berjam-jam. Lebih lagi, ke depan jangan ada masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran sungai atau di daerah sekitar bawah tanggul. Memang sangat disayangkan, bahwa terbangun rumah dengan surat ijin legal, walaupun pembangunan fondasi rumah-rumah tersebut sebenarnya dapat mengurangi kekuatan tanggul.

Ada opsi yang dapat dipakai Pemerintah Pusat sebagai solusi terhadap Situ Gintung, yakni mengembalikan fungsi situ seperti semula atau mengembalikan situ seperti awal sebelum dibangun situ, yakni menjadi sungai.
Namun, sangat ditegaskan oleh Dirjen SDA, bila kembali ke situ maka diharap untuk tidak ada lagi rumah-rumah yang dibangun di atas tanggul dan bila kembali menjadi sungai maka tidak ada lagi rumah terbangun di sepanjang DAS, karena nantinya akan menimbulkan masalah juga, yakni banjir. “Idealnya penduduk tinggal dengan jarak minimal 100 meter dari kaki tanggul”, jelas Dirjen SDA. Saat ini, dilakukan pula studi terhadap opsi tersebut yang akan selesai dalam 3 bulan ke depan, berkaitan dengan solusi situ gintung ini, kemudian akan dikonsultasikan dan diupayakan opsi tersebut untuk mulai dilaksanakan pada tahun 2010. Hal lain yang diungkapkan Iwan Nursyirwan, adalah bahwa upaya-upaya untuk menertibkan semua pihak terhadap aturan tata ruang akan memiliki resiko sosial dan pendanaan, sehingga harus dibicarakan lebih lanjut antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten.

Kebudayaan Betawi



LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan jaman yang semakin cepat, kita mendapati bahwa semakin hilangnya batas-batas yang bisa membedakan kita dengan daerah atau kebudayaan lain yang ada di dunia. Sulit untuk mencari jati diri kebudayaan asli yang dulu pernah ada dan dijadikan panutan hidup oleh masyarakat. Dapat kita simpulkan bahwa dunia pada jaman ini bukanlah lagi ‘bulat’, melainkan sudah menjadi dunia yang ‘datar’, dimana tidak ada lagi perbedaan yang jelas antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
Di dalam sebuah kebudayaan, terdapat faktor-faktor yang membentuk tercipatanya sebuah kebudayaan tersebut. Misalnya, dari keadaan geografis dan geologis daerah tersebut, tingkat kesejahteraan masyarkat, sikap dan tingkah laku masyarakat, jumlah penduduk di daerah tersebut, dan banyak faktor lainnya.
Suku Betawi sebenarnya tergolong suku pendatang baru di Jakarta. Merupakan perpaduan etnis dan bangsa lewat perkawinan yang terjadi di masa lalu. Hal ini tentu saja berkaitan dengan banyaknya faktor - faktor yang mempengaruhi proses terciptanya kebudayaan Betawi itu sendiri, yang salah satu contohnya adalah bahasa Betawi itu sendiri. Mengingat banyaknya unsur – unsur yang mempengaruhi kebudayaan Betawi, penuli smerasa tertarik untuk mengetahi hubungan dan perkembangan unsur – unsur di dalam kebudayaan tersebut.




1. Bahasa
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Indonesia maupun kebudayaan yang berasal dari negara – negara asing.
Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap bahwa orang - orang yang tinggal di sekitar Batavia merupakan etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.

2. Sistem Pengetahuan
Di Jakarta sebelum era pembangunan orde baru, orang Betawi terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Misalnya di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Di Kemanggisan, banyak di dapati orang-orang yang ahli dalam pencak silat. Misalnya Ji'ih, teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak jaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap kali menjadi profesi mereka.
Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefo yang dibuat oleh Bung Karno menyebabkan warga Betawi pindah ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Dikarenakan asal - muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar masing-masing

3. Sistem Peralatan dan Teknologi
Betawi sekarang ini dapat kita sebut sebagai Jakarta. Ibu kota Indonesia tentu memiliki perkembangan yang bisa dikatakan paling pesat dari semua daerah yang tersebar di Indonesia. Begitu juga dengan pesatnya perkembangan tekhnologi yang dialami di Jakarta. Walaupun masih dibilang sedikit tertinggal disbanding negara-negara maju lainnya, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki perkembangan yang maju di bidang peralatan dan tekhnologi.
Sejak kedatangan para pendatang asing ke Betawi, dimulai dari Belanda, Jepang, Inggris, dan lain sebagainya, rakyat Suku Betawi sudah disuguhkan dengan barang – barang yang didatangkan dari negara asing tersebut, seperti senjata api, kapal laut, kompas, teropong, peralatan pabrik dan bercocok tanam, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat masyarakat asli di daerah Betawi menjadi mengenal dan baik secara langsung maupun tidak langsung, mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
Sekarang ini, perkembangan tekhnologi masyarakat Betawi masih mengikuti perkembangan yang terjadi di negara – negara maju lainnya, khususnya negara Asia, misalnya Jepang. Masyarakat Betawi banyak mengadaptasi perkembangan peralatan tekhnologi yang di buat di Jepang.
Sayang untuk dikatakan, tetapi masyarakat Betawi merupakan konsumen yang memiliki sifat ‘konsumtif’ yang secara langsung mempengaruhi negara kita. Perkembangan global atau modernisasi yang ingin selalu diikuti oleh masyarakat membuat masyarakat Jakarta melakukan adaptasi dengan cara ‘mengonsumsi’ barang – barang yang diproduksi oleh negara – negara asing, dan bukan menggunakan produk lokal atau produk dalam negri.

4 Sistem Mata Pencaharian
Kini Jakarta yang berpredikat sebagai Daerah Khusus Ibukota, luas wilayahnya 600 Km2 dan secara astronomis terletak diantara 608 - 11045 L.S. dan 94045Â - 94005 B.T. Rata-rata tinggi wilayah dari permukaan air laut kira-kira 7 meter. Di wilayah bagian Selatan keadaan tanahnya lebih subur dibandingkan dibagian Utara, sehingga di daerah ini penduduk asli kebanyakan mata pencaharian utamanya adalah bertani, baik bertani padi, sayur-sayuran maupun buah-buahan. Dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat, maka tanah-tanah pertanian maupun perkebunan semakin sempit karena dijadikan tempat pemukiman baru. Hal tersebut turut merubah mata pencaharian penduduk menjadi pedagang, buruh, tukang dan sebagainya. Sedangkan mereka yang bermukim di daerah Utara umumnya menjadi nelayan.

5. Unsur Organisasi Sosial
Masyarakat Betawi atau Jakarta asli dalam hal susunan masyarakat dan sisitem kekerabatanya, pada umumnya menganut sisitem patrilineal yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui garis keturunan laki-laki saja. Karena itu mengakibatkan tiap-tiap individu dalam masyarakat memasukan semua kaum kerabat ayah dalam hubungan kekerabatannya, sedangkan semua kaum kerabat ibu diluar garis hubungan kekerabatannya.
Perlu diakui, asumsi masyarakat tentang Suku Betawi memiliki penilaian yang menganggap bahwa masyarakat Betawi jarang mencapai keberhasilan, baik dalam segi ekonomi, pendidikan dan teknologi. Padahal, bila kita tinjau lebih jauh, tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Misalnya saja Muhammad Husni Thamrin, Benyamin S, bahkan hingga Gubernur Jakarta saat ini, Fauzi Bowo.
Ada beberapa hal yang positif yang dimiliki oleh masyarakat Betawi antara lain, jiwa sosial mereka tergolong sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius atau fanatik. Orang Betawi juga sangat menjaga nilai - nilai agama yang tercermin dari ajaran orang tua (terutama yang beragama Islam) kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme. hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi dan pendatang dari luar Jakarta. Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi yang ironisnya terjadi di daerah atau tanah masyarakat Betawi sendiri. Namun, tetap ada optimisme dari masyarakat Betawi bahwa masyarakat generasi mendatang akan mampu menopang modernisasi tersebut.

6. Sistem Religi
Sebagian besar masyarakat Suku Betawi menganut agama Islam. Tetapi terdapat sebagian kecil masyarakat Betawi yang menganut agama lain selain Islam seperti agama Kristen, Protestan, dan Katholik walaupun hanya sedikit. Agama Kristen di kalangan masyarakat Betawi masuk dan tersebar di kalangan masyarakat Betawi melalui bangsa Portugis, dimana pada abad ke -16, raja Sunda, Surawisesa, mengadakan perjanjian dengan Portugis yang memperbolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kelapa, sehingga terjadinya proses pertukaran agama melalui perkawinan campuran antara orang Portugis dan penduduk lokal.

7. Sistem Kesenian
Tidak berbeda halnya dalam bidang kesenian. Terdapat percampuran kebudayaan yang menyebabkan Suku Betawi memiliki beragam kesenian. Misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa. Tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong, yang merupakan perpaduan dari budaya asing dan budaya lokal.


Tanjidor

Masyarakat Betawi umumnya mengenal 4 bentuk arsitektur tradisional bagi rumah adat mereka yaitu rumah tipe gudang, tipe bapang, tipe kebaya dan tipe joglo. Rumah tipe gudang dan bapang mempunyai bentuk segi empat yang sangat sederhana dan polos. Rumah tipe kebaya mempunyai beberapa pasang atap, yang apabila dilihat dari samping kelihatannya berlipat-lipat seperti lipatan kebaya. Sedangakan rumah tipe joglo mempunyai atap yang menjulang ke atas dan tumpul seperti atap rumah joglo di Jawa.