Selasa, 13 Oktober 2009

Mark Plus Conference "Youth Marketing"



New Wave Marketing adalah bentuk, konsep, atau paradigma baru tentang marketing, merupakan era baru yang sudah berevolusi dari keadaan sebelumnya, di mana para penguasa pasar lah yang mempunyai peran dalam menciptakan, mengendalikan, dan menyalurkan informasi kepada masyarakat ke era di mana akses merupakan kunci penting (di mana semua lapisan masyarakat mampu menciptakan, mengendalikan, dan menyalurkan informasi tanpa adanya batasan jarak dan waktu). Konsep ini dicetuskan oleh Hermawan Kartajaya yang isinya sifat marketing yang berubah dari vertikal ke horisontal.

Konsep New Wave Marketing menekankan pada :
• Low Budget High Impact, yang didorong oleh global economic recession, sehingga para marketers harus se-kreatif mungkin meciptakan inovasi-inovasi marketing
• Specialization of Competencies, yang dipicu oleh ASEAN Integration, sehingga menyebabkan market menjadi semakin besar namun diikuti dengan persaingan yang semakin ketat. Akhir-akhir ini memang kita melihat pergeseran kekuatan ekonomi dari Amerika ke Asia, yang fokusnya juga mengarah ke ASEAN sebagai kekuatan baru.
• Focus on Domestic Market. Para ahli ekonomi Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia masih bisa bertahan terhadap dampak krisis global karena perekonomian kita tidak terlalu bergantung pada Amerik mengingat pasar domestik Indonesia masih bisa bertumbuh dengan baik saat krisis global ini terjadi walaupun tetap ada dampaknya.

Selain itu, karena market yang sudah ada bersifat horisontal, maka marketers memerlukan 3 horizontal connectors: mobile (loyalty through wireless interactivity), experiential (Sight Sound Motion in Action), dan social (integrating Offline & Online Community).

Dalam memasuki era baru ini, tentu dibutuhkan berbagai penyesuaian yang harus dilakukan untuk bertahan dan menjaga eksistensi di dalam masyarakat. Dalam new wave marketing, masyarakat semakin mudah dalam mengakses informasi, baik memberi, mencari, menyebarkan, membuktikan, maupun mengubah informasi. Internet, telepon selular, surat kabar, televisi, dan media advertising sudah menjadi sarana untuk mengakses infor masi tersebut. Hal ini tentu dipicu oleh perkembangan teknologi yang begitu pesatnya dan sangat banyak masyarakat yang mengikuti tren perkembangan tersebut sehingga memudahkan informasi untuk sampai dalam waktu yang singkat.


Konsep 9 core element (Legacy Marketing) yang terdiri dari segmentation, targeting, positioning, differentiation, marketing mix (product, price, place, promotion), selling, brand, service, dan process. Di dalam Era New Wave Marketing, konsep tersebut mengalami pengembangan, yang seperti yang telah disebutkan di atas, merupakan strategi pemasaran secara horizontal, eksperiensial dan komunal yang dilakukan secara online maupun offline sehingga tercipta suatu keadaan pasar yang selalu connected, catalyzed dan civilized.


Brand yang menargetkan anak muda sebagai pasar utamanya adalah Toyota dengan Toyota Yarisnya dan Kentucky Fried Chicken. Toyota mencoba untuk memasuki pasar anak muda yaitu dengan meluncurkan Toyota Yaris. Menurut pihak Toyota, segmen kaum muda merupakan segmen yang unik. Terdapat berbagai macam karakter dan gaya hidup yang berbeda, yang membuat Toyota menciptakan berbagai macam strategi untuk mencapai market tersebut.
Lifestyle, merupakan psychografi yang dipakai oleh Toyota untuk menyesuaikan konsep marketing mix yang digunakan. Price, product, place, dan promotion yang dilakukan menggunakan konsep dan ide-ide baru. Untuk price, tentu saja Toyota Yaris memasang harga yang relative terjangkau. Untuk product, Toyota Yaris dijual dengan berbagai pilihan warna dan aksesoris yang dijual terpisah, sehingga kaum muda tertarik karena bisa memodifikasi penampilan mobilnya sesuai dengan keiinginannya. Toyota Yaris juga mengandalkan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar. Dari sisi place, Toyota melakukan research di mana saja kaum muda berkumpul setiap harinya. Dapat disimpulkan, weekdays, kaum muda berkumpul di sekitar area kampus atau sekolah. Sedangkan weekend, kaum muda berkumpul di area mall, club, café, dll. Sedangkan dari sisi promotion, Toyota sudah memperhitungkan sarana-sarana yang digunakan kaum muda untuk mengakses informasi. Melalui internet, Toyota menciptakan blog dan facebook account untuk Yaris lovers yang digunakan untuk memberitahukan berbagai event promosi lainnya seperti tour, gathering, competition, dll.
Melalui konsep yang digunakan, Toyota berusaha mengikuti tren yang sedang digandrungi kaum muda. Melalui internet Toyota melakukan ‘expand’. Expansi yang dilakukan merupakan expansi ‘knowledge’ seperti mengetahui kegiatan kaum muda yang sedang tren, tempat-tempat yang sering didatangi oleh kaum muda, dan budaya-budaya lainnya seperti bahasa, istilah, kiasan, dan faktor-faktor lainnya yang dapat mendekatkan produknya kepada kaum muda.
Blending, merupakan strategi lain yang digunakan oleh pihak Toyota dalam usahanya meraih market kaum muda. Toyota berusaha menciptakan positioning yang kuat dengan cara humanizing the brand. Yang dimaksud dengan humanizing the brand adalah menciptakan konsep ‘to be a friend’ atau teman bagi para kaum muda. Toyota Yaris juga berusaha menjadikan dirinya sarana untuk mengekspresikan diri kaum muda.
Market share merupakan tolak ukur yang dipakai oleh Toyota untuk melihat perkembangan productnya atau product movement. Strategi dan taktik yang dipakai Toyota ternyata berhasil, debiktukan dengan meningkatnya persentase penjualan Toyota Yaris selama tiga tahun terakhir.


Seperti Toyota Yaris, KFC pun juga menargetkan anak muda sebagai pasar utamanya. KFC menggunakan musik untuk menembus pasar anak muda tersebut karena KFC menganggap musik sebagai cara yang paling ampuh. Salah satunya dengan mengeluarkan KFC Music Hitlist yang telah menelurkan band-band yang kini makin sukses. KFC juga membuat KFC Store dengan suasana seperti cafe sehingga anak muda yang cenderung suka nongkrong akan datang ke KFC Store

Tidak ada komentar:

Posting Komentar